Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Tersesat di Hutan Gadis

Seorang pria gagah tersesat di sebuah hutan dan akhirnya menemukan sebuah rumah kecil 2 lantai di pinggir lembah dalam hutan tersebut. Ia mengetuk dan disambut oleh seorang pria yang tua dengan jenggot panjang.

“Aku tersesat,” katanya. “Bolehkah saya bermalam disini?”

“Tentu,” kata si tua, “Namun ada 1 syarat. Kalo sampai kamu menyentuh tubuh anak gadis saya, aku akan memberikan 3 jenis siksaan paling mengerikan!”

“Oke,” jawab sang pria dengan pikiran sang putri pasti udah setengah tua seperti ayahnya juga, dan memasuki pondok itu.

Sang gadis datang menyambut dan menyiapkan hidangan. Ternyata gadis ini sungguh bagaikan impian setiap pria. Wajah yang cantik, kulit yang putih, tubuh sangat menggairahkan dan kencang, ditambah parasnya yang polos menyedapkan. Gadis ini jelas-jelas sekali sangat terangsang kepada si pemuda karena mungkin belum pernah melihat pria lain selain ayahnya.

Tak sanggup menahan godaan, malam harinya sang pemuda diam-diam menyelinap masuk ke kamar sang gadis dan menghabiskan malam dengan permainan yang panas. Sungguh di luar dugaan, sang gadis pandai sekali melayani setiap keinginan si pemuda, dan membalas permainannya dengan lebih menggebu-gebu lagi.

Menjelang pagi, si pemuda kembali menyelinap ke kamarnya di lantai 2 dan pelan-pelan membaringkan tubuhnya di sebuah ranjang besar yang berat, sungguh kelelahan, tapi sangat bahagia. Dia bangun siang dan merasakan beban berat menindih dadanya.

Dibuka matanya dan terlihat sebuah batu besar di atas dadanya dengan catatan pada batu itu, “Siksaan Pertama: Batu di atas dada!”

Sang pria tertawa. “Yah, kalo cuma begini aku gak perlu terlalu kuatir.”

Dia mengangkat batu besar itu susah payah dan berjalan ke jendela dan melempar batu itu keluar. Saat itu barulah ia lihat catatan kecil lainnya pada batu itu: “Siksaan Kedua: Batu besar terikat dengan buah pelir sebelah kanan.”

Dalam panik, dia melihat ke bawah dan melihat ada tali yang mengikat buah pelir kanannya dengan batu yang sudah mulai menyeret tali itu keluar. Berpikir bahwa beberapa tulang patah lebih baik daripada pengebirian, dia segera melompat terjun ke bawah.

Saat ia meluncur ke bawah, dia melihat sebuah kalimat besar tertulis di atas tanah: “Siksaan Ketiga: Buah pelir sebelah kiri terikat pada tiang ranjang.”

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar